blue fire kawah ijen bondowoso

GunungIjen sendiri merupakan Gunung Api aktif yang berada di daerah perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso dengan ketinggian 2779 m diatas permukaan laut. Kawah Ijen. Blue fire hanya muncul pada sekitar jam 02.00 - 04.00 dini hari. Lokasinya berada jauh dibawah lereng kawah gunung. MountIjen blue fire tour, East Java, is often sought by tourists and backpackers who love photography. tour duration 24 h Ijen Volcano is a Stratovolcano mountain which is located on the border between Banyuwangi Regency and Bondowoso Regency, East Java, Indonesia. Ijen Crater (Kawah Ijen) has the highest peak of 2.799 meters above sea 115Likes, 0 Comments - BONDOWOSO EXPLORE OFFICIAL (@bondowoso_explore) on Instagram: "Kawah Ijen adalah sebuah objek wisata yang sudah sangat populer. Keeksotisan danau kawah asam yang" BlueFire menjadi salah satu alasan wisatawan mendaki, kemudian menuruni tebing menuju kawah di puncak Ijen. Agar bisa melihat langsung Blue Fire butuh waktu yang tepat. Sebab api biru tidak muncul setiap saat. Selama libur lebaran, wisata Kawah Ijen tetap dibuka. Namun jam pendakian berubah atau dimajukan. Bondowosoadalah salah satu kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Bondowoso terletak pada posisi melengkung dan dikelilingi perbukitan dan gunung, dan tentu saja yang paling terkenal adalah Gunung Ijen dengan kawahnya. Kawah Ijen dan 'Blue Fire', Pesona yang Sudah Terkenal Sampai ke Mancanegara. Dikirim oleh Madeline Romanov Buat Vay Tiền Nhanh Ggads. Lokasi Kawah Ijen, Curah Macan, Kalianyar, Sempol, Bondowoso, Jawa Timur 68288 Koordinat Klik Disini Tarif Rp – Rp per Orang Jam Operasional – WIB Nomor Telepon – Tidak Ada Duanya❤️Keindahan Potensi❤️Jalan Menuju Lokasi❤️Buka Jam Berapa❤️Harga Tiket Masuk❤️ Tidak Ada Duanya❤️ Berlibur dengan menikmati keindahan alam gunung memang sungguh luar biasa indah. Apalagi destinasi wisata ini sudah dikenal sampai mancanegara. Ya, kali ini kita akan membicarakan tentang Kawah Ijen. Pesona keindahan tempat ini tidak ada duanya. Banyak sekali turis asing berdatang ke sini. Terlebih yang ingin sekali mereka datangi adalah Kawah Ijen. Ya, kawah ini berada di puncak Gunung Ijen. Tempat ini berada di perbatasan dua kabupaten yaitu Bondowoso dan Banyuwangi. foto by Kawah Gunung Ijen ini tidak hanya memberikan keindahan pemandangan saat diatas puncak. Juga ada sesuatu hal lain dan tentu saja tidak bisa kamu temukan di tempat lain yaitu blue fire. Blue fire ini hanya ada 2 di dunia yaitu negara Indonesia dan Islandia. Seperti apa lengkap ceritanya? Artikel kali ini akan membahas lengkap mulai dari rute perjalanan yang harus ditempuh sampai dengan berapa harga tiket masuk di sini. Baca secara lengkap ya. Keindahan Potensi❤️ foto by Fenomena api biru di sini yang membuat daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Mereka ingin melihat langsung blue fire dengan cerita bahwa hanya ada dua di dunia salah satunya di sini. Terkenal hingga mancanegara dengan memiliki air tingkat keasaman sangat tinggi. Air kawah di sini berwarna hijau tosca dengan kandungan sulfur yang begitu tinggi pula. Asap mengeluarkan racun yang bisa dibilang membahayakan bagi manusia. Maka dari itu wisatawan jika sedang mendaki ke puncak diharapkan untuk berhati-hati. foto by Karena asapnya mengandung racun, petugas setempat melarang bagi pengunjung jika memiliki riwayat sakit seperti asma, jantung, dan stroke. Meski demikian kadang banyak juga wisatawan yang menyembunyikan sakitnya, hingga menelan korban. Bahkan tak sedikit orang meninggal saat sudah sampai di puncak. Perjalanan mendaki jika ingin mendapatkan pemandangan blue fire dan sunrise maka disarankan untuk berangkat pada malam hari. Untuk itu bagi pengunjung yang datang dari luar kota jangan khawatir karena di sekitar tempat wisata ini disediakan penginapan. foto by Berbagai jenis penginapan bisa kamu temui seperti villa, homestay dan bahkan hotel berbintang. Akses untuk kendaraan juga cukup bagus karena sudah dilakukan renovasi oleh pemerintah daerah setempat. Tentu berbeda dengan dulu yang jalannya sangat rusak. Sebelum sampai di kawasan paltuding kamu akan melewati rute perjalanan hutan. Konon katanya hutan di sini memiliki cerita mistis atau misteri dimana juga sering kali terjadi kecelakaan. Jika musim hujan tiba, jalan di sini terkadang licin. Gunung Ijen sendiri sendiri juga dikelilingi oleh wisata lainnya seperti Kawah Wurung dan Gunung Raung. Saat datang ke sini kami menyarankan agar kamu jangan lupa membawa kamera ya. Karena sangat disayangkan jika saat berlibur kamu tidak mengabadikan moment-meoment yang terjadi. foto by Setelah mengambil foto, gambar atau video ini jangan lupa untuk di share di media sosial ya. Ini juga akan membantu mempromosikan tempat wisata Indonesia yang cukup bagus. Misalnya saja di facebook, youtube, Instagram atau lainnya. Jalan Menuju Lokasi❤️ foto by Gunung Ijen sendiri terletak di perbatasan dua Kabupaten seperti Bondowoso dan Banyuwangi. Jadi alternatif rute jalan menuju tempat wisata ini bisa dilalui banyak cara. Medan perjalanan darat menggunakan kendaraan bermotor juga sangat bagus. Untuk rute yang pertama jika kamu berangkat dari Banyuwangi maka harus melewati kecamatan Licin. Dari pusat kota Banyuwangi sendiri sekitar memiliki jarak tempuh 30 km. Kondisi jalan dapat dilalui dengan kendaraan roda dua atau empat. foto by Dari kecamatan Licin sendiri menuju Paltuding biasanya memerlukan waktu sekitar 1 jam. Paltuding adalah sebuah tempat rest area bagi para wisatawan yang akan mempersiapkan untuk mendaki. Di sini juga digunakan sebagai area parkir kendaraan para pengunjung. Setelah sampai paltuding ini maka mulailah perjalanan mendaki ke Gunung Ijen. Jarak yang ditempuh sekitar 3 km ke puncak. Waktu normal biasanya memerlukan waktu 1 jam. Tetapi karena jalan cukup menanjak maka biasanya wisatawan menghabiskan waktu sekitar 2 hingga 3 jam. foto by Untuk rute kedua adalah melalui Kabupaten Bondowoso. Kamu akan melalui wilayah bernama Sempol melalui Wonosari. Setelah itu akan sampai ke Paltuding. Rute ini juga bisa dilalui dengan mobil dan motor. Jalan yang disediakan juga sudah sangat bagus. Untuk dapat sampai ke Bondowoso atau Banyuwangi sendiri juga banyak alternatif. Dari Bondowoso kamu bisa menggunakan bus yang akan melewati kabupaten lain seperti Probolinggo. Sedangkan jika ke Banyuwangi akan melewati Kabupaten Lumajang dan Jember. foto by Karena wisatawan yang datang juga dari berbagai kota dan luar negeri seperti Yogyakarta, Wonosobo, Surabaya, Jakarta Bandung dan yang lainnya maka di Banyuwangi sendiri sudah disediakan Bandara Udara. Pemerintah Daerah setempat juga sudah memfasilitasi para wisatawan untuk berlibur. Untuk kamu jika merasa kesulitan saat menemukan rute ke sini, kami juga membekali titik koordinat kemudian dihubungkan dengan aplikasi GPS di hp. Nanti titik koordinat ini akan memberikan petunjuk jalan seperti map online. Jangan lupa juga terhubung dengan jaringan internet ya. Buka Jam Berapa❤️ Gunung Ijen ini tidak dibuka selama 24 jam. Biasanya pendakian dibuka pada pukul hingga Mengapa demikian? Karena pada saat diatas pukul sendiri asap kawah sudah membahayakan jika dihirup oleh manusia. Jadi kami menyarankan agar datang pada malam hari. Harga Tiket Masuk❤️ Untuk tiket masuknya memiliki perbedaan bagi wisatawan asing dan lokal. nah, kami akan menjelaskan masing-masingnya ya. Untuk wisatawan asing jika pada hari weekend atau libur harus membeli sebesar 150 ribu rupiah. Sedangkan untuk hari biasa wisatawan asing dikenakan biaya 100 ribu rupiah. Dan untuk wisatawan lokal terbilang sangat murah yaitu di hari weekend atau libur dikenakan sebesar dan di hari biasa yaitu 5000 rupiah. Berbeda dengan karcis parkir untuk kendaraan yang akan diparkir harus membayar 2 ribu rupiah untuk roda dua dan 5 ribu untuk roda empat. Eka Sulvijayanti atau lebih dikenal dengan nama Eka yang punya hobi jalan jalan dan foto adalah seorang penulis berasal dari Lumajang Jawa Timur. Selain jadi Barista di kedai kopi, Eka adalah salah satu penulis yang aktif mengunggah karya tulisnya di dan DOK. Rendra Kurnia/National Geographic Indonesia Blue Fire di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. - Secara geografis, Indonesia terletak pada rangkaian ring of fire atau cincin api. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration NOAA, ring of fire merupakan rangkaian gunung berapi yang membentang sepanjang kilometer km di Samudra Pasifik. Terdapat 127 gunung berapi aktif yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, 19 di antaranya berada di Pulau Jawa. Salah satu gunung berapi tersebut adalah Gunung Ijen yang terletak di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Gunung dengan ketinggian meter dari permukaan laut mdpl ini masyhur dengan pesona api biru blue fire di kawahnya. Keberadaan blue fire di kawah gunung terbilang langka karena hanya ada satu tempat lagi di dunia, selain Kawah Ijen. Untuk diketahui, blue fire di Kawah Ijen merupakan hasil reaksi dari gas bumi yang bertemu dengan oksigen pada suhu di kawah tersebut. Proses pembakaran alami ini menghasilkan api berwarna biru dengan semburat merah-jingga yang menutupi permukaan kawah. Namun, keindahan blue fire di Kawah Ijen hanya dapat dilihat saat cahaya temaram. Waktu yang paling ideal adalah mulai dini hari hingga menjelang subuh. Tak heran, banyak pelancong yang rela melakukan pendakian malam hari untuk menyaksikan fenomena geologi tersebut, seperti yang dilakukan Rendra Kurnia. Baca Juga Abdoel Rivai, Jurnalis Hindia Berbahasa Melayu di Negeri Belanda Lebih dari sekadar ingin melihat dengan mata telanjang, fotografer profesional itu berupaya mengabadikan keunikan cahaya Kawah Ijen dengan bidikan mata kamera lewat program Nawa Cahaya Capture the Unique Lights in Indonesia. Rendra bercerita dibutuhkan waktu sekitar dua jam untuk bisa mencapai Kawah Ijen. Jalur yang curam dan penerangan yang minim membuatnya harus hati-hati betul mendaratkan tiap langkah. “Untuk mencapai kawah, saya harus melakukan perjalanan dengan berjalan kaki. Karena medan cukup licin dan curam, agar tidak terjatuh, saya mencoba mengikuti irama langkah bapak-bapak penambang dari belakang,” kata Rendra saat dihubungi Tim National Geographic Indonesia, Senin 7/2/2022. Kesulitan belum usai saat Rendra berhasil mencapai bibir kawah sekitar pukul dua dini hari. Sebab, tak mudah menemukan spot yang tepat untuk memotret keelokan Kawah Ijen, terutama karena harus berjuang melawan tebalnya asap belerang. Guyuran hujan saat itu pun sedikit menyembunyikan cakrawala dari pandangan. Dalam kondisi cuaca demikian, menurutnya, cahaya blue fire sangat minim. Dia harus menunggu angin sedikit lebih tenang agar foto yang dihasilkan lebih optimal. “Sempat hujan waktu tiba di dasar kawah, sehingga cukup kesulitan untuk memotret momen blue fire. Pada waktu yang sama, asap belerang yang begitu tebal membuat bidikan foto saya kurang maksimal dan tidak sesuai konsep yang disusun sebelumnya,” cerita Rendra. PROMOTED CONTENT Video Pilihan 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID gqXMGv8UX1COKaWmSr-gWw-__HGbMnDWsbS8w9KG00G5oxvj5JesAQ== Fresh off a year where I got to frolic on countless Aussie beaches, and a week where I was surrounded by the iconic rice fields in Ubud, I wasn’t quite sure which type of beautiful landscape I was seeking next. But when some casual research on hiking in Java revealed a crater into which you can hike and see electric blue flames after dark, I didn’t have to think twice before plotting my next move. Seeing blue fire on the Ijen Crater hike around sunrise was an incredible, exhausting, and slightly scary experience. Read on to see how I did it, and how you can make the trek there as well. Options For The Kawah Ijen Hike Ijen Crater is on the eastern end of the island of Java, in Indonesia. It’s totally doable as a side trip from Bali without having to traverse Java you’d simply take a bus to the border likely from Denpasar, take a quick ferry ride to Java, and then a taxi into Banyuwangi. There are two routes you can take to reach the Kawah Ijen hike From the west Take a bus from Surabaya to Bondowoso, then another bus from Bondowoso to Sempol note there is only one bus daily for this leg, and it runs in the morning. Stay overnight in Sempol and hire an ojek motorbike taxi from here to the start of the hike. More details on this route via Be My Travel Muse From the east Stay overnight in Banyuwangi or Karangasem, which is closer to the trail but doesn’t have many options for accommodation, then hire an ojek or arrange a transfer via your hotel to the start of the hike. This option makes sense if you’re coming from Bali, but it also works if you’re coming from western Java en route to Bali because you can take the train to Banyuwangi and not have to worry about unreliable buses or inconvenient transfers. While the Ijen Crater hike is typically done at sunrise, you can also choose to hike it at sunset because the blue flames are visible as soon as it gets dark Sunrise Wake up around 1am, make the hour plus drive up the mountain, hike uphill in the dark, climb down into Ijen Crater to see the blue flames, and return to the top to watch the sunrise. Sunset Hike up at your leisure, watch the sunset from the top, climb down into the crater to see the blue flames. More details on the sunset trek via A Nomadic Existence Ijen Crater Hike At Sunrise From Banyuwangi In the Choose-Your-Own-Ijen-Adventure game, I elected to trek up to Ijen Crater from the east side because I always prefer to minimize transfers and make the uncomfortable business of schlepping a little less difficult whenever possible. Taking a direct train from Surabaya to Banyuwangi was immensely easier than the multiple bus transfers required to summit from the west side, and it was absolutely the right decision for me. I opted to hike in for sunrise because I thought that was the only option, but if I were to redo this experience I definitely would have done it at sunset instead. I’m regrettably not a morning person, and being up and about too early on too little sleep makes me nauseous. My hotel in Banyuwangi offered all-inclusive transfers to Ijen Crater for 250,000 rupiah US$18 this included roundtrip transfer in a Jeep, the entrance fee normally 100,000 rupiah, and use of a surgical mask to combat the fumes in the crater. The driver waited for us in the parking lot by the trailhead while we hiked in and out and then drove us back into town. While I had intended to do the whole thing independently, it was easier and cost about the same doing it via the hotel’s package. I’m especially glad to have been able to doze off in the car both there and back, which I wouldn’t have been able to do on the back of a motorbike on a bumpy/winding road if I’d hired an ojek instead. Also worth noting I didn’t notice any ojek drivers looking to take passengers back down to town from the parking lot afterwards, so I’m not sure how I’d have made it back without having my ride pre-booked. We left Banyuwangi at 1am and arrived at the Ijen parking lot around 2am maybe slightly later. The driver walked us over to the entrance, paid our entrance fee, and off we went! I kept pace with the French guy I drove in with for maybe 20 minutes before deciding it was a ludicrous speed to maintain if I wanted to keep puking off my early-morning agenda. I pulled over off the trail several times to de-layer, to hydrate, to catch my breath. You know I love hiking, but not on a tight timeframe – and certainly not at the ultimate ass-crack of dawn. Whenever I heard my fellow hikers ponder whether they’d make it in time to see the blue fire at Ijen Crater before it got too light out, I cranked it up a notch and surged forward. Incredibly, I made it to the top of the crater in about an hour they say to allow hours, though it felt like I was hiking for much longer than that. Hiking in the dark, up a stretch of never-ending hills, on just a few hours of sleep was disorienting for me. I had no concept of time or location until I saw the miners with their baskets at the top. If you’re not a morning person, get spooked by the dark, or aren’t fit, I’d highly advise trekking to Ijen Crater at sunset instead. THIS IS NO JOKE. Welp, here goes nothing! Around 315am, I slid a gas mask over my nose and mouth and started descending Ijen Crater. This mask was a complete game changer – do not hike into the crater without one! The sulphur fumes are strong, putrid, and just not good for your lungs. The mask was included in my hotel transfer package, but I believe you should be able to rent one at the trail entrance when you pay your admission fee. Before I saw the Kawah Ijen blue fire or any views, I passed by miners walking out of the crater carrying baskets of sulphur that they’ll sell for less than 5 cents a kilo. Some also guide tourists down to the blue flames or sell little sulphur trinkets to passers-by, to supplement their meager wages. I felt like such an entitled foreigner traipsing into their workplace for “fun” while these guys were putting their bodies through hell on a daily basis and making so little money for it. I hardly took any pictures of them because I just felt so bad. Once at the bottom of Ijen Crater, I followed some hikers up and around the mining area on the left side and they introduced me to the blue flames. I cautiously approached, turning away and shielding my face whenever the sulphur fumes blew in our direction and temporarily reduced visibility. It was very much like weathering a storm. There was one gust so strong that it knocked me over and left me gasping for air. Seriously, guys wear a gas mask! When I finally reached the edge, I saw this The blue flames actually aren’t lava, but rather result from sulphuric gases igniting upon making contact with air. I mean, holy ^*&$ is this for real?! I know I’m guilty of having referred to some other places as being “other-worldly” or “like being on another planet”, but nothing I’ve seen thusfar compares to having electric blue flames just a few feet in front of my face. You’ll want to limit your exposure to the sulphur fumes – I’d recommend an hour, tops, before climbing out of the crater. Go in with a plan get up close to the blue flames, then climb up the little hill nearby to catch a glimpse of the green crater lake. I almost missed this lookout point and only decided to follow someone else up there on a whim while making my way out. Don’t miss it! It was about 430am by the time I climbed the hill and took this shot thank you, image timestamp, with the blue flames still visible and the darkness starting to fade. I recommend starting the climb out of the crater by 445 if you want to catch the sunrise from above. On second thought, consider hanging out on that hill and waiting for sunrise if you can handle a little more time breathing in the stinky air. While I was able to see the lake from here, I couldn’t see it at all from the top because it was all fogged smoked? over. I sat on the crater edge for a good half hour waiting for it to clear, but it never did. Total bummer! At least I got to break in my new Merrell hiking shoes on this trek. They are SO COMFY. I was pretty bummed to have missed an epic sunrise over the crater lake, but the walk back down was glorious. The surrounding land was lit by golden light and painted with mist, making for an ethereal scene in the mountains. Just lovely. So, was it worth the exhaustion, sweat, early wakeup call, fumes, and effort? Totally. Kawah Ijen is unlike most any other hike you could possibly tackle, so if you love hiking and find yourself in Java or Bali – DO IT. See also All the things that went wrong on my Ijen Crater hike and in Java Tips For The Ijen Crater Hike Hike in from Banyuwangi on the east side, rather than Bondowoso/Sempol on the west side. That way you’ll only need to take one train, as opposed to two buses. Consider doing the Ijen Crater hike at sunset rather than sunrise, especially if you don’t function well early in the morning. Don’t even think of hiking without a gas mask, headlamp or flashlight, and good hiking shoes I’m a longtime fan of Merrell. Bring a camera with a wide angle lens to shoot the blue flames close-up. You won’t need a telephoto lens at all here. Allow extra time after sunrise in case the crater is fogged over, so that the fog and smoke can clear and reveal the beautiful blue lake inside the crater. Dress in layers. I wore a down jacket on the drive up, took it off 20 minutes in and hiked in a tanktop, then put the jacket back on once I’d hiked out of the crater. Everything you bring into the crater will smell of sulphur for WEEKS after your hike, so you might want to bring clothing/bags that you don’t really care about. Otherwise, expect to wash everything multiple times before the smell starts to fade. Pin it!

blue fire kawah ijen bondowoso